Seminar Nasional
Kurikulum 2013
“Strategi Pemerintah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
Sabtu, 12 Januari 2013
Dewan Pendidikan Kota Tangerang Selatan
Kurikulum 2013
Kemendikbud Siapkan Master Teacher
Senin,
14 Januari 2013 10:42 wib
http://kampus.okezone.com/read/2013/01/14/373/745735/kemendikbud-siapkan-master-teacher
http://kampus.okezone.com/read/2013/01/14/373/745735/kemendikbud-siapkan-master-teacher
TANGERANG
- Menjelang penerapan kurikulum 2013 Juni mendatang, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) mulai melakukan sosialisasi di beberapa daerah di
Indonesia. Namun menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad
Nuh, sosialisasi ini hanya bertujuan untuk memaparkan informasi mengenai konsep
dasar dari kurikulum 2013.
Dia
menjelaskan, konsep dasar dari kurikulum baru tersebut, yaitu memperkuat
kompetensi yang berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam rangka
menjawab tantangan masa depan. Demikian, disampaikan M Nuh dalam Seminar
Nasional yang bertajuk Strategi Pemerintah dalam Rangka Peningkatan Mutu
Pendidikan Indonesia, di Universitas Terbuka (UT), Tangerang.
“Sosialisasi
ini sebatas membeberkan informasi tentang konsep dari kurikulum 2013 seperti
apa. Setelah itu kita tunjukkan masih ada fase-fase berikutnya seperti fase
pelatihan. Ya memang belum disiapkan, tapi setidaknya publik tahu akan ada
kurikulum baru,” tutur M Nuh di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, akhir pekan
kemarin.
Mengenai
mekanisme pelatihan guru, lanjut M Nuh, Kemendikbud akan segera melakukan
pelatihan nasional kepada para pendidik yang disebut dengan master teacher pada
Maret mendatang. Selanjutnya pada Mei, para master teacher ini akan turun ke
daerah kabupaten/kota dan kecamatan untuk melatih guru-guru inti di tiap-tiap
sekolah.
Untuk
waktu pelatihan, tambah M Nuh, master teacher akan diberikan pelatihan yang
lebih lama daripada guru-guru inti di sekolah. “Lama waktunya 60 jam pelatihan
untuk para guru di daerah. Sedangkan untuk master teacher lebih lama karena
yang di atas (master teacher) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
lebih tinggi daripada yang di bawah (guru di daerah),” ungkapnya.
Di
samping itu, jika nanti kurikulum 2013 sudah diterapkan pada tahun ajaran baru,
Kemendikbud bersama lembaga pendidikan lainnya akan tetap melakukan pengawasan
dan memberi pendampingan kepada para pendidik yang sebelumnya telah mengikuti
pelatihan.
“Setelah dilatih
tidak dilepaskan begitu saja. Nantinya dinas-dinas pendidikan daerah bersama
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan tim nasional akan melakukan
monitoring dan memberikan pendampingan kepada mereka (guru-guru),” pungkas M
Nuh.
M
Nuh menyebutkan, pelatihan ini akan diutamakan pada guru-guru yang mengajar
pada kelas 1 dan 4 Sekolah Dasar (SD). Namun menurut Mantan Menteri Komunikasi
dan Informatika (Menkominfo) itu, setelah Juli 2013, Kemendikbud juga akan
memberikan pelatihan kepada para pendidik yang mengajar di kelas lainnya.
“Yang
dilatih itu terutama guru kelas 1 dan 4, kepala sekolah, dan pengawas. Secara
bertahap nantinya semua guru akan dilatih karena untuk mencapai mutu pendidikan
yang baik, satu sekolah harus punya spirit yang sama,” tegasnya.
(mrg)
Nuh: Eks-RSBI Harus Tetap
Berkualitas
Padang
Ekspres • Minggu, 13/01/2013 08:05 WIB • • 226 klik
Tangerang,
Padek—Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri ber¬taraf
internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga
me¬ngun¬tu¬ngkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi
pemain tunggal penyedia lanyanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya
mahal.
Potensi itu saat
ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Untuk itu, me¬reka meminta sekolah negeri eks RSBI bisa menjaga
kualitasnya.
”Kalau bisa
kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih dila¬beli RSBI,” tandas
Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota Tangerang Selatan di
Univeristas Terbuka (UT) kemarin.
Pihak
Kemendikbud memastikan jika MK tidak melarang sekolah negeri eks-RSBI untuk
terus menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga untuk sekolah-sekolah
negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di
UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI.
Perkara
biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan, pengelola tidak perlu
khawatir. Dia mengatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam.
”Masak salah
kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan
hati,” ujar menteri asal Surabaya itu.
Kemendikbud
sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh
Indonesia. Sekolah eks-RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk
merebutkan hibah ini. Dengan hibah ini, diharapkan bisa membantu pembiayaan
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Dengan
terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks-RSBI itu, Nuh mengatakan
layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel
international yang menjamur di kota-kota besar. Diantaranya di Jakarta dan
Surabaya.
Nuh mengatakan
ketika RSBI masih ada masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan
pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah
swasta internasional itu. ”Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk
sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,” kata Nuh.
Tetapi
untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk
mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta itu. Jalan
satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf
internasional (RSBI).
Mantan rektor ITS
itu mengakui jika dalam praktiknya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh
sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI. Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti
ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. Di kota-kota lainnya, seperti
Surabaya, pemko setempat mengklaim jika sekolah RSBI tidak memungut biaya
apapun kepada siswa.
”Kalau
dalam praktiknya (pembiayaan RSBI, red) ada yang melenceng, ya ayo kita
perbaiki,” tandasnya. Nuh mengatakan, kurang tepat ketika dalam urusan RSBI ini
yang melenceng adalah tataran implementasi tetapi langsung mencabut dasar
hukumnya.
Sumber di
internal Kemendikbud menduga ada konspirasi besar di balik putusan MK ini.
Dengan digugurkannya sekolah RSBI dia menduga saat ini sekolah-sekolah swasta
internasional itu tertawa lebar. Sebab, muncul dugaan jika RSBI dibiarkan
berjalan terus hingga beralih status menjadi SBI, posisi sekolah-sekolah swasta
internasional itu terancam
Terkait
tudingan ini, Nuh tidak mau berpolemik lebih jauh. Intinya karena putusan
penghapusan RSBI ini sudah digedok MK, maka Kemendikbud dengan legawa harus
menjalankannya. Dia bahkan mengatakan, hari ini (13/1) akan bertemu langsung
dengan Ketua MK Mahfud MD dalam forum alumni Universitas Islam Indonesia (UII)
di Jakarta.
Dalam
forum ini, Nuh mengatakan, akan berkomunikasi secara nonformal dengan Mahfud.
Inti pembahasannya adalah soal putusan penghapusan RSBI. ”Soal RSBI ini murni
urusan akademik. Jangan sampai ditunggani kepentingan politik,” ujar mantan
Menkominfo itu.
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan, sebelum ada
RSBI siswa-siswa yang mampu menembus olimpiade internasional didominasi sekolah-sekolah
swasta internasional. Sayangnya Suyaeminta nama-nama sekolah langganan
olimpiade internasional itu tidak dikorankan.
Setelah
sekolah negeri RSBI mulai tumbuh di Indonesia, mantan rektor UNY itu mengatakan
banyak siswanya mampu tembus ke olimpiade internasional. Bahkan berhasil
menyabet juara atau medali emas. ”Banyak itu dari pelosok Semarang, Jawa Timur,
dan lain-lainnya,” tutur Suyanto.
Untuk itu Suyanto
berharap sekolah-sekolah eks RSBI tidak melunturkan tradisi mengikuti olimpiade
internasional. Dia mengatakan untuk mengikuti olimpiade internasional ini tidak
ujug-ujug. Tetapi melalui seleksi berjenjang mulai dari level kabupaten/kota
hingga nasional dulu.
Selain menyanjung
soal keunggulan RSBI, Suyanto mengakui juga sekolah dengan label itu memang
memiliki kelemahan. Dia mengatakan kelemahan utama adalah soal akuntabilitas.
Suyanto mengatakan seharusnya pemda yang menaungi sekolah RSBI harus mendorong
akuntabilitas pengelolaan keuangan di sekolah.
Mulai dari komite sekolah, orangtua siswa hingga
LSM bahkan media massa tidak perlu ditutup-tutupi untuk mengakses laporan
keuangan di RSBI. Sebab, bagaimana pun juga sekolah RSBI negeri memiliki
tanggung jawab transparansi kepada masyarakat karena memang lembaga publik.
(wan/jpnn)
Sosialisasikan Kurikulum 2013
M Nuh : Kita Ingin Adik-Adik
Memiliki Kompetensi
Sabtu,
12 Januari 2013 11:30 wib
http://kampus.okezone.com/read/2013/01/12/373/745161/m-nuh-kita-ingin-adik-adik-memiliki-kompetensi
http://kampus.okezone.com/read/2013/01/12/373/745161/m-nuh-kita-ingin-adik-adik-memiliki-kompetensi
TANGERANG
- Berkaitan dengan rencana penerapan kurikulum 2013 pada Juni mendatang,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan (Kemendikbud) memberikan sosialisasi
kepada guru-guru se-Kabupaten Tangerang Selatan. Pemaparan materi kurikulum
baru tersebut disampaikan dalam acara Seminar Nasional di Auditorium
Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, perubahan
kurikulum ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Sebab,
selain kompetensi dan proses pembelajaran, peningkatan mutu dapat dilakukan
lewat perubahan kurikulum.
"Untuk
meningkatkan mutu pendidikan, tentunya kita harus memperbaiki kualitas isi,
kompetensi dan proses pembelajaran. Kalau boleh memperbaiki kualitas isi,
kompetensi dan proses pembelajaran, tentunya kita juga boleh memperbaiki
kurikulum," ujar M Nuh dalam Seminar Nasional yang mengusung tema Strategi
Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia, Sabtu
(12/1/2013).
Di
samping itu, lanjutnya, perbaikan kurikulum 2013 didasari oleh beberapa hal.
Salah satunya agar peserta didik memiliki kompetensi yang memadai dan dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan global.
"Karena
kita ingin adik-adik kita yang sedang sekolah sekarang, pada masa depan
memiliki kompetensi. Ndak apa-apa kurikulum diperbaiki, yang penting ada
nalarnya," imbuh Nuh.
Selain Mendikbud,
Seminar Nasional Pendidikan Bersama Guru Se-Kota Tangerang Selatan ini juga
dihadiri oleh Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany. Dalam
sambutannya, Airin berharap, para pendidik yang hadir dalam seminar tersebut
dapat mengimplementasikan apa yang didapat ke dalam proses pembelajaran di
sekolah.
"Diharapkan
apa yang didapat hari ini bisa diimplementasikan ke dalam pembelajaran.
Sehingga mutu pendidikan Tangsel meningkat, sesuai dengan moto Tangsel, yaitu
cerdas, modern, dan religius," tutur Airin.
Dia
juga meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi kembali sebelum menerapkan
kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru mendatang. "Saya harap ini bisa dibahas
lagi sebelum diputuskan, dengan mengevaluasi dan membandingkan dengan kurikulum
sebelumnya, apa yang kurang dari kurikulum sebelumnya," tegasnya.
(rfa)
Tanpa RSBI Harus Tetap Berkualitas
14
January 2013
PAMULANG,SNOL
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Muhammad Nuh meminta agar seluruh
daerah di Banten tetap menjaga kualitas pendidikannya pasca putusan pembubaran
Sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSB) oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
“Saya tidak bisa
mengomentari soal RSBI saat ini. Namun, bagaimanapun hasil putusan MK harus
tetap dijalankan karena hal itu mengikat. Yang utama, roda pendidikan harus
tetap berkualitas,” kata Nuh, usai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional
Pendidikan di Universitas Terbuka (UT) Pamulang, Sabtu (11/1) lalu.
Guna
menetapkan langkah lebih lanjut pasca putusan MK tersebut, Nuh akan mengundang
kepala dinas di seluruh kabupaten/kota untuk duduk bareng, pekan depan. Nuh
akan berpesan kepada pimpinan di masing-masing wilayah untuk tetap
mempertahankan sistem akademik dan proses penerimaan siswa baru dengan tes
kompetensi.
“Meski
RSBI dihapus, bukan berarti RSBI layaknya barang yang telah usang terus
langsung dibuang. Semangat dan kualitas yang selama ini telah dijalankan di
sistem RSBI dalam proses kegiatan belajar mengajar harus tetap dipertahankan.
Bahkan jika lebih ditingkatkan,” imbaunya.
Nuh mencontohkan,
jika pada pelaksanaan RSBI lalu ditetapkan penggunaan paket buku A dengan 100
halaman, jangan sampai adanya putusan MK, lantas harus berhenti di 50 halaman.
“Saya rasa tidak
begitu, jalani saja dulu sistem akademik yang sebelumnya sudah berjalan.
Selanjutnya kita duduk bareng untuk mengambil langkah selanjutnya,” tegas Nuh.
Sementara itu,
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany berjanji tidak akan membeda-bedakan
pendidikan sekolah baik negeri ataupun swasta maupun yang dinaungi Kementerian
Pendidikan ataupun Kementerian Agama.
Menurutnya,
berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk menunjang
peningkatan mutu pendidikan di daerahnya. Diantaranya, alokasi dana untuk
pendidikan yang mencapai 30 persen pada 2013. (pane/gatot)
RSBI Gugur, Swasta Monopoli
Fasilitas Pendidikan Berkualitas
Minggu,
13 Januari 2013 - 13:00:30
TANGERANG
SELATAN – Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri bertaraf
internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga
menguntungkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi
pemain tunggal penyedia layanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya mahal.
Potensi itu saat
ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Untuk itu, mereka meminta sekolah negeri eks-RSBI bisa menjaga
kualitasnya. “Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih
dilabeli RSBI,” tandas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota
Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.
Pihak
Kemendikbud memastikan MK tidak melarang sekolah negeri eks-RSBI untuk terus
menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga untuk sekolah-sekolah
negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di
UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI. Perkara biaya untuk
menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan pengelola tidak perlu khawatir.
Dia
mengatakan pemerintah tidak akan tinggal diam. “Masak salah kalau kami
pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan hati,” ujar
menteri asal Surabaya itu. Kemendikbud sedang menjajaki pemberian hibah
kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah eks-RSBI dan
sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk merebutkan hibah ini.
Dengan
bantuan itu, diharapkan bisa meringankan pembiayaan peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan. Dengan terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah
eks-RSBI itu, Nuh mengatakan layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli
sekolah-sekolah swasta berlabel international yang menjamur di kota-kota besar.
Di antaranya di Jakarta dan Surabaya.
Nuh mengatakan,
ketika RSBI masih ada, masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima
layanan pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke
sekolah swasta internasional itu. “Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah
masuk sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,” kata Nuh.
Tetapi
untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk
mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta. Jalan
satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf
internasional (RSBI). Mantan rektor ITS itu mengakui jika dalam prakteknya
banyak masyarakat kurang mampu mengeluh sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI.
Tetapi
dia mengatakan jika kasus seperti ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta
saja. Di kota-kota lainnya, seperti Surabaya, pemkot setempat mengklaim jika
sekolah RSBI tidak memungut biaya apapun kepada siswa. Termasuk di Kaltim.
“Kalau dalam prakteknya (pembiayaan RSBI, Red.) ada yang melenceng, ya, ayo
kita perbaiki,” tandasnya.
Nuh
mengatakan kurang tepat ketika dalam urusan RSBI ini yang melenceng adalah
tataran implementasi tetapi langsung mencabut dasar hukumnya. Sumber di
internal Kemendikbud menduga ada konspirasi besar di balik putusan MK ini.
Dengan digugurkannya sekolah RSBI, dia menduga saat ini sekolah-sekolah swasta
internasional itu tertawa lebar.
Sebab muncul
dugaan jika RSBI dibiarkan berjalan terus hingga beralih status menjadi SBI,
posisi sekolah-sekolah swasta internasional itu terancam. Terkait tudingan ini,
Nuh tidak mau berpolemik lebih jauh. Intinya karena putusan penghapusan RSBI
ini sudah digetok MK, maka Kemendikbud dengan legawa harus menjalankannya.
Dia
bahkan mengatakan hari ini (13/1) akan bertemu dengan Ketua MK Mahfud MD dalam
forum alumni Universitas Islam Indonesia (UII) di Jakarta. Dalam forum ini, Nuh
mengatakan akan berkomunikasi secara non formal dengan Mahfud. Inti
pembahasannya adalah soal putusan penghapusan RSBI. “Soal RSBI ini murni urusan
akademik. Jangan sampai ditunggani kepentingan politik,” ujar mantan Menkominfo
itu.
Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan,
sebelum ada RSBI siswa-siswa yang mampu menembus olimpiade internasional
didominasi sekolah-sekolah swasta internasional. Sayangnya Suyanto meminta
nama-nama sekolah langganan olimpiade internasional itu tidak dikorankan.
Setelah
sekolah negeri RSBI mulai tumbuh di Indonesia, mantan rektor UNY itu mengatakan
banyak siswanya mampu tembus ke olimpiade internasional. Bahkan berhasil
menyabet juara atau medali emas. “Banyak itu dari pelosok Semarang, Jawa Timur,
dan lain-lainnya,” tutur Suyanto. Untuk itu Suyanto berharap sekolah-sekolah
eks-RSBI tidak melunturkan tradisi mengikuti olimpiade internasional.
Dia
mengatakan untuk mengikuti olimpiade internasional ini tidak ujug-ujug. Tetapi
melalui seleksi berjenjang mulai dari level kabupaten/kota hingga nasional
dulu. Selain menyanjung soal keunggulan RSBI, Suyanto mengakui juga sekolah
dengan label itu memang memiliki kelemahan. Dia mengatakan kelemahan utama
adalah soal akuntabilitas.
Suyanto
mengatakan seharusnya pemda yang menaungi sekolah RSBI harus mendorong
akuntabilitas pengelolaan keuangan di sekolah. Mulai dari komite sekolah, orang
tua siswa hingga LSM bahkan media massa tidak perlu ditutup-tutupi untuk
mengakses laporan keuangan di RSBI. Sebab bagaimanapun juga, sekolah RSBI
negeri memiliki tanggung jawab transparansi kepada masyarakat karena memang
lembaga publik.(wan/jpnn/che)
Mendikbud: Guru Siap Terapkan
Kurikulum 2013
Sabtu,
12 Januari 2013 | 15:38 WIB
Metrotvnews.com,
Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengklaim para guru
siap menerapkan kurikulum 2013. "Dari hasil sosialisasi kepada guru
se-Tangerang Selatan, para guru siap menerapkan kurikulum baru," ujar
Mohammad Nuh usai melakukan sosialisasi kepada guru se-Tangerang Selatan di
Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/1).
Nuh
mengatakan, kementeriannya akan terus melakukan sosialisasi kurikulum baru ke
guru-guru di seluruh Tanah Air. "Kami akan melakukan sosialisasi maupun
pelatihannya," kata dia. Penerapan kurikulum baru tersebut, lanjut dia,
akan dilakukan pada tahun ajaran baru 2013/2014 atau Juli 2013.
Kurikulum
tersebut akan diterapkan untuk SD (kelas I dan IV), SMP kelas I dan SMA kelas
I. Mengenai anggaran buku, kata Nuh, Kemdikbud sudah menyiapkannya. "Sudah
disetujui. Panja juga sudah mempunyai kesamaan pandangan," katanya.
Kurikulum
2013 yang mulai diterapkan pada tahun ajaran baru itu diciptakan agar
murid-murid memiliki kompetensi yang memadai, meningkatkan kemampuan
matematika, kreatifitas dan akrab dengan data-data. Proses pembelajaran dalam
kurikulum baru tersebut, lanjut Nuh, untuk mendorong kreativitas. (Ant/DOR)
KURIKULUM 2013
Digelar Pelatihan Guru Pelajaran
Inti
Selasa,
15 Januari 2013
JAKARTA
(Suara Karya): Mulai Maret 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) akan menggelar pelatihan bagi guru-guru pelajaran inti, menjelang
diberlakukannya kurikulum 2013 pada awal tahun ajaran baru. Pelatihan selama 60
jam itu akan diberlakukan bagi guru kelas I dan kelas IV SD, guru kelas VII
SMP, dan kelas X SMA.
"Kementerian
segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidik
(LPMP) yang ada di setiap provinsi," kata Mendikbud Mohammad Nuh di depan
ribuan guru se-Kota Tangerang Selatan (Tangsel), di kampus Universitas Terbuka,
Pondok Cabe, Tangsel, akhir pekan.
Menurut
Nuh, pemberlakuan kurikulum 2013 tidak akan merugikan guru bidang studi apa
pun. Karena itu, ia meminta agar para guru tidak menjadi risau. "Perubahan
kurikulum hanya kegiatan akademis murni, jadi nggak perlu dipolitisasi,"
kata Nuh menegaskan.
Nuh menilai,
perubahan kurikulum pendidikan hanya ingin supaya siswa lebih berkompetisi
sesuai tuntutan masa depan. Dengan demikian, sekolah tidak akan melahirkan
generasi usang atau terlambat dalam hal penguasaan pengetahuan.
"Keresahan
guru-guru bidang studi seperti guru bahasa Inggris, bahasa daerah, guru
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan lainnya tak perlu terjadi. Karena,
semua bidang studi pada dasarnya bisa diintegrasikan pada muatan yang ada di
kurikulum 2013," ucapnya.
Dia menambahkan,
kurikulum 2013 hanya mengatur jumlah minimal muatan mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah. Misalnya, jenjang sekolah dasar (SD), minimal harus ada
pendidikan agama, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, PPKN, sosial budaya
prakarya, dan pendidikan jasmani (olahraga).
"Kalau
untuk jenjang SMP dan SMA, tidak terlalu banyak berubah," ujar Nuh yang
pada kesempatan itu didampingi Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Menurut
Mendikbud, kurikulum sebelumnya terlalu membebani anak. Ia mencontohkan, buku
teks siswa kelas 1 SD yang sudah berbentuk buku bacaan. Padahal, siswa kelas 1
SD pada awal semester seharusnya baru mulai diajarkan membaca.
"Karena
tuntutan harus bisa membaca, maka mau tidak mau di jenjang taman kanak-kanak
(TK), orangtua ingin anaknya bisa membaca," ujarnya. (Tri Wahyuni)
Sosialisasi Kurikulum 2013 di
Tangerang Selatan
01/14/2013
(All day)
Tangerang
Selatan --- Di awal tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih
melanjutkan sosialisasi kurikulum 2013. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh secara langsung menyosialisasikan kurikulum 2013 di Tangerang
Selatan, Banten, Sabtu (12/1).
Acara
ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat, Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Banten
Mathodah, Ketua Dewan Pendidikan Tangerang Selatan (Tangsel) Supriano,
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Suyanto, serta kepala sekolah dan guru se-Tangsel.
Mendikbud
mengatakan, guru-guru semua sudah siap.
Dalam tiga atau empat bulan ke depan persiapan itu bisa dilakukan pelatihan-pelatihan guru. “Kita berharap untuk
Juli 2013 sudah bisa mulai untuk kelas 1 dan 4 SD, kelas 1 SMP/MTs dan
kelas 1 SMA/SMK/MA,” Jelas mantan Rektor
ITS tersebut.
Selain
untuk sosialisasi rencana kurikulum
2013, kunjungan Mendikbud ke Tangsel adalah untuk melakukan inspeksi terhadap
bantuan-bantuan yang selama ini disalurkan ke Tangsel. Antara lain ke Yayasan
Pendidikan Islam Ruhama dan Universitas Islam Muhammadiyah. “Ternyata bantuan
untuk Yayasan Pendidikan Islam Ruhama dan
Muhammadiyah ini nampaknya sudah
ada bukti pengembangan,” katanya.
Untuk
itu, Menteri Nuh menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah dan
pemerintah kota Tangsel, yang tidak hanya membantu sekolah negeri tetapi juga
kepada sekolah swasta. “Atas nama Kemdikbud kami mengucapkan banyak terima
kasih atas segala upaya yang telah dilakukan oleh pemda Tangsel untuk
meningkatkan akses dan mutu dari dunia pendidikan,” ucapnya. Ucapan terima
kasih juga disampaikan Mendikbud kepada Walikota Tangsel Airin yang punya
dedikasi tinggi untuk meningkatan kualitas pendidikan di Tangsel.
Mengenai anggaran
buku, Menteri Nuh mengatakan tidak ada persoalan. Karena rancangan yang telah
dibahas di Komisi X DPR RI, sudah mendapat persetujuan. “Kita tinggal menunjukkan bukti, ini loh yang
akan digandakan,” katanya.
Bersamaan
dengan sosialisasi kurikulum 2013, dewan pendidikan Kota Tangerang Selatan
bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan mengadakan seminar nasional yang bertema
“Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”. Acara
diadakan di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Jl Pondok Cabe Raya
Tangerang Selatan, Banten. Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany,
membuka secara resmi acara tersebut yang ditandai dengan pemukulan gong. (EH)
Indeks Berita
Langkah Stategis dan Terobosan
Pendidikan Terus Digulirkan
Minggu,
13 Januari 2013 | 19:00 WIB
Pamulang,
Web Tangsel – Dunia pendidikan memiliki peranan besar dalam memajukan sebuah
bangsa dan daerah. Oleh karena itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus
memprioritaskan bidang pendidikan dengan
melakukan pembenahan dan peningkatan sistem pelayanan.
“Bahkan
pada tahun 2013 Tangerang Selatan memberikan porsi (anggaran) diatas 30
persen,” ungkap Walikota Airin Rachmi Diany, dalam sambutannya saat membuka
acara Seminar Nasional Pendidikan di gedung Universitas Terbuka Convention
Centre, Pamulang, Sabtu, 12 Januari 2012.
Sebagai
bentuk komitmen untuk memajukan dunia pendidikan, kata Walikota Airin, telah
dilakukan beberapa langkah strategis dan terobosan di tahun 2012 lalu. Yakni,
penambahan prasarana ruang kelas sebanyak 173 lokal untuk tingkat SD, 13 lokal
ruang kelas untuk SMP dan 29 lokal ruang kelas tingkat SMA.
Masih
menurut Walikota Airin, realisasi pemberian dana biaya operasional sekolah
daerah (BOSDA) untuk 208 SD sebesar Rp 32 milyar lebih dan untuk 17 SMP
mencapai 15 milyar lebih. Ditambah lagi Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) untuk
12 SMA dan 5 SMK sebesar Rp 10 milyar lebih. Pada tahun 2013 ini alokasi
anggaran untuk pos-pos tersebut bahkan ditingkatkan.
“Kalau kita ingin
memajukan dunia pendidikan, tingkatkan sarana dan prasarana. Terasa berat, tapi
bila ada pemetaan yang baik dan benar serta tidak ada tumpang-tindih anggaran
di pusat, provinsi dan daerah maka pasti bisa,”
Sementara
itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan - Muhammad Nuh, menjelaskan, saat ini
telah dirumuskan perubahan kurikulum yang dimulai pada tahun ini. Kini
perubahan kurikulum tersebut tengah disosialisasikan dilanjutkan ke fase-fase
pelatihan.
“Apa konsep dasar
dari kurikulum 2013 ini, yakni kita ingin memperkuat basis kompetensi yang
tujuannya untuk bisa menjawab tantangan ke depan. Kompetensi itu harus meliputi
tiga aspek, yaitu kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan,” jelasnya
menjawab pertanyaan Web Tangsel usai acara berlangsung.
Pelatihan
terhadap para guru-guru selama 60 jam, kata Mendikbud - M.Nur, akan dilakukan
pada Maret mendatang dan Juni ke kelas masing-masing. Pelatihan untuk kelas I
dan IV ini akan dilakukan secara bertahap, mulai dari kepala sekolah hingga ke
seluruh guru.
“Satu sekolah itu
harus mempunya spirit (semangat) yang sama. Seperti kita ketahui salah satu
keberhasilan adalah budaya sekolah,” terangnya.
Pada acara
seminar bertema “Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan
Nasional” itu juga turut hadir sebagai pembicara, Sekretaris Jendral
Kementerian Agama - Bahrul Hayat.
Acara
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan bekerjasama
dengan Dewan Pendidikan setempat itu turut dihadiri oleh pimpinan dan
perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang
Selatan serta ratusan dewan guru dari sekolah berbagai tingkatan. (bpti-ts)
Mendikbud Panggil Kepala Dindik
SENIN,
14 JANUARI 2013 | 08:02 WIB 25 KALI
DIBACA
PAMULANG-Meskipun
Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan untuk menghapuskan rintisan sekolah berstandar
internasional (RSBI), pemerintah daerah harus tetap men¬jaga mutu pendidikan di
wila-yahnya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muham¬mad Nuh
mengatakan, seluruh pemerintah daerah harus tetap menjaga kualitas pendidikan
setelah adanya putusan pembubaran RSBI oleh MK. “Saya tidak bisa mengo¬mentari
soal RSBI saat ini. Namun ba¬gai¬mana pun hasil putusan itu harus te¬tap
dijalankan, karena hal itu meng¬ikat. Yang utama, pendidikan harus tetap
berkualitas,” ungkapnya usai se¬minar nasional di Universitas Ter¬buka (UT)
Pamulang, Sabtu (12/1) lalu.
Guna
menetapkan langkah lebih lan¬jut setelah putusan MK, Men¬dik¬bud pada pekan
depan akan memanggil para kepala Dinas Pendidikan (Dindik) untuk duduk bersama.
Mendikbud, akan berpesan kepada kepada Dindik di masing-masing wilayah untuk
tetap mem¬pertahankan sistem akademik dan proses penerimaan siswa baru (PSB)
dengan tes kompetensi. “Meski RSBI dihapus, bukan berarti RSBI layaknya barang
yang telah usang terus langsung dibuang. Semangat dan kualitas yang selama ini
telah dijalankan di sistem RSBI dalam proses kegiatan belajar mengajar harus
tetap dipertahankan. Bahkan harus lebih ditingkatkan,” katanya.
Mendikbud
menggambarkan, jika pada pelaksanaan RSBI lalu ditetap¬kan penggunaan buku
paket A dengan 100 halaman untuk siswa, maka se¬telah ada putusan MK jangan
berhenti di 50 halaman. “Saya rasa tidak begitu, jalani saja dulu sistem
akademik yang sebelumnya sudah berjalan. Selanjutnya kita duduk bareng untuk
mengambil langkah selanjutnya,” terangnya.
Di tempat yang
sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany berjanji tidak akan membeda-bedakan
pen-didikan di sekolah negeri maupun swasta yang dinaungi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan atau pun Kementerian Agama. “Prioritas kami adalah
meningkatkan mutu pendidikan,” ucapnya.
Menurutnya,
berbagai upaya dila¬kukan Pemkot Tangsel untuk me¬nunjang peningkatan mutu
pen¬didikan di daerahnya, di antaranya alokasi dana untuk pendidikan yang
mencapai 30 persen pada 2013 dan peningkatkan sarana pendidikan. “Dana
pendidikan tersebut tak hanya diberikan kepada sekolah negeri tapi juga
swasta,” katanya.
Kepala Dindik
Kota Tangsel Mathodah menyatakan, pihaknya ma¬sih menunggu arahan dan petun¬juk
teknis dari Kemendikbud untuk menindaklanjuti putusan MK. “Se¬bagai dinas yang
terstrukutur, in¬struksi Kemendikbud tetap jadi pegangan,” ucapnya.
(riz/fau/ags)
RSBI:SEKOLAH SWASTA INTERNASIONAL
DIUNTUNGKAN
13
January, 2013
TANGERANG
SELATAN– Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri bertaraf
internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga
menguntungkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi
pemain tunggal penyedia lanyanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya
mahal.
Potensi itu saat
ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Untuk itu, mereka meminta sekolah negeri eks RSBI bisa menjaga
kualitasnya. ’’Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih
dilabeli RSBI,’’ tukas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota
Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.
Pihak
Kemendikbud memastikan jika MK tidak melarang sekolah negeri eks RSBI terus
menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga sekolah-sekolah negeri
lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di UU
Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI.
Perkara
biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan pengelola tidak perlu
khawatir. Dia mengatakan pemerintah tidak akan tinggal diam. ’’Masak salah
kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan
hati,’’ ujar menteri asal Surabaya itu.
Kemendikbud
sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh
Indonesia. Sekolah eks RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk
merebutkan hibah ini. Dengan hibah ini, diharapkan bisa membantu pembiayaan
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Dengan
terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks RSBI itu, Nuh mengatakan
layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel
international yang menjamur di kota-kota besar. Diantaranya di Jakarta dan
Surabaya.
Nuh mengatakan
ketika RSBI masih ada masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan
pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah
swasta internasional itu. ’’Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk
sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,’’ kata Nuh.
Tetapi
untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk
mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta itu. Jalan
satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf
internasional (RSBI).
Mantan rektor ITS
itu mengakui jika dalam praktenya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh
sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI. Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti
ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. (wan/jpnn)
Wali Kota Tangsel janji tak bedakan sekolah
Sabtu, 12 Januari 2013 10:03 WIB | 1357 Views
Tangerang Selatan (ANTARA News) - Wali Kota Tangerang
Selatan Airin Rachmi Diany berjanji tidak akan membeda-bedakan pendidikan
sekolah baik negeri ataupun swasta maupun yang dinaungi Kementerian Pendidikan
ataupun Kementerian Agama.
"Pemerintah Tangerang Selatan tidak akan
membedakan sekolah baik negeri ataupun swasta maupun yang di bawah Dinas
Pendidikan atau Agama, karena prioritas kami adalah meningkatkan mutu
pendidikan," ujar Airin dalam acara Seminar Nasional Strategi Pemerintah
Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di Universitas Terbuka, Tangerang
Selatan, Sabtu.
Airin bersyukur sudah ada Kementerian Agama di wilayah
pemerintahannya. Selama ini, guru-guru madrasah mengeluhkan tidak ada tempat
untuk mengadukan nasib mereka.
"Kami melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan," tambah dia.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Tangerang Selatan
yakni alokasi dana untuk pendidikan yang mencapai 30 persen pada 2013 dan
meningkatkan sarana pendidikan.
Dana pendidikan tersebut tak hanya diberikan kepada
sekolah negeri tapi juga swasta, begitu juga dengan madrasah.
Tangerang Selatan, lanjut Airin, bisa jadi contoh
pembangunan sekolah yang benar.
"Kami akan tindak tegas kontraktor yang
bermain-main dengan mutu bangunan sekolah," tegas dia.
Airin juga menyinggung dampak putusan Mahkamah
Konstitusi (MK) yang menghapuskannya sekolah RSBI.
"Apalah arti nama, walaupun bukan lagi RSBI tapi
mutu pendidikan tetap harus ditingkatkan," ujar Airin. (T.I025) Editor: B
Kunto Wibisono
Mendikbud : Kurikulum 2013 Pokoknya Top
Penulis : Ester Lince Napitupulu | Sabtu, 12 Januari 2013 | 11:11 WIB
TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh meyakini Kurikulum 2013 akan mentransformasi pendidikan
nasional. Perubahan yang ditawarkan Kurikulum 2013 ini membuat generasi muda
Indonesia kreatif, inovatif, dan berkarakter. "Pokoknya top-lah Kurikulum
2013. Pembelajaran menekankan pada kreativitas, inovasi, dan karakter,"
kata Nuh dalam seminar nasional bertajuk "Strategi Mengimplementasikan
Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional" di Kampus Universitas Terbuka,
Tangerang, Sabtu (12/1/2013).
Nuh memaparkan pada para guru dan dinas pendidikan
se-Kota Tangerang Selatan bahwa pembelajaran yang ditawarkan dalam Kurikulum
2013 juga ada pengaruhya pada perilaku sosial. "Pendekatan dalam
pembelajaran yang seragam harus berubah, yang satu-satunya benar harus
berubah," ujar Nuh.
Menurut Nuh, selama ini para guru hanya membuka
peluang satu jawaban. Akibatnya, siswa tidak kreatif dan tidak berani berbeda.
"Guru merasa selalu benar sehingga tidak mau terbuka pada cara berpikir
yang berbeda," kata Nuh.
Dengan pembiasaan terbuka pada pikiran yang berbeda,
kata Nuh, siswa akan belajar untuk menghargai perbedaan. "Sebab, takdir
Indonesia ini kan sebagai negara multikultur. Sikap toleran harus kita bangun.
Guru bisa membantu siswa memiliki toleransi yang dimulai dari pembelajaran di
ruang kelas," papar Nuh.
Mendikbud: Jangan Cemas dengan Kurikulum Baru
Posted on 12 Jan 2013. Hits : 17
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh
menyerukan guru-guru agar jangan risau dengan adanya Kurikulum 2013.
"Guru-guru tidak perlu risau. Kalau belum tahu
mengenai seperti apa kurikulum itu, ya kita beri tahu. Tidak perlu
dipolitisasi," ujar Mendikbud dihadapan ribuan guru se-Tangerang Selatan
dalam Seminar Nasional Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu
Pendidikan di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Sabtu.
Pembenahan kurikulum, lanjut dia, bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru jangan khawatir karena
kurikulum tersebut untuk membenahi kualitas pendidikan.
Menurut Mendikbud, kurikulum sebelumnya terlalu
membebani anak, misalnya saja, untuk anak SD kelas 1 sudah diharuskan bisa
membaca, sehingga mau tidak mau, anak tersebut diajarkan membaca ketika berada
di taman kanak-kanak.
Padahal, lanjut Mendikbud, tk bukanlah sekolah
melainkan tempat bermain sekaligus mengenalkan anak pada lingkungannya.
"Jadi
jangan terlalu membebani anak," tambah dia.
Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun ajaran
baru tersebut diciptakan agar murid-murid memiliki kompetensi yang memadai,
meningkatkan kemampuan matematika, kreatifitas dan akrab dengan data-data.
Proses pembelajaran dalam kurikulum baru tersebut,
lanjut Nuh, mendorong kreatifitas.
"Dari hasil penelitian, dua pertiga kreatifitas
dibentuk dari pendidikan. Baru sepertiganya karena keturunan atau
genetik," jelas mantan Rektor ITS ini.
Nuh melanjutkan akan memberikan pelatihan kepada para
guru mengenai kurikulum baru tersebut.(ant/ ap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar