Sabtu, 02 Februari 2013

KUMPULAN BERITA MEDIA ONLINE SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

Seminar Nasional
“Strategi Pemerintah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
Sabtu, 12 Januari 2013
Dewan Pendidikan Kota Tangerang Selatan


Kurikulum 2013
Kemendikbud Siapkan Master Teacher

TANGERANG - Menjelang penerapan kurikulum 2013 Juni mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai melakukan sosialisasi di beberapa daerah di Indonesia. Namun menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, sosialisasi ini hanya bertujuan untuk memaparkan informasi mengenai konsep dasar dari kurikulum 2013.
Dia menjelaskan, konsep dasar dari kurikulum baru tersebut, yaitu memperkuat kompetensi yang berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam rangka menjawab tantangan masa depan. Demikian, disampaikan M Nuh dalam Seminar Nasional yang bertajuk Strategi Pemerintah dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia, di Universitas Terbuka (UT), Tangerang.
“Sosialisasi ini sebatas membeberkan informasi tentang konsep dari kurikulum 2013 seperti apa. Setelah itu kita tunjukkan masih ada fase-fase berikutnya seperti fase pelatihan. Ya memang belum disiapkan, tapi setidaknya publik tahu akan ada kurikulum baru,” tutur M Nuh di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, akhir pekan kemarin.
Mengenai mekanisme pelatihan guru, lanjut M Nuh, Kemendikbud akan segera melakukan pelatihan nasional kepada para pendidik yang disebut dengan master teacher pada Maret mendatang. Selanjutnya pada Mei, para master teacher ini akan turun ke daerah kabupaten/kota dan kecamatan untuk melatih guru-guru inti di tiap-tiap sekolah.
Untuk waktu pelatihan, tambah M Nuh, master teacher akan diberikan pelatihan yang lebih lama daripada guru-guru inti di sekolah. “Lama waktunya 60 jam pelatihan untuk para guru di daerah. Sedangkan untuk master teacher lebih lama karena yang di atas (master teacher) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi daripada yang di bawah (guru di daerah),” ungkapnya.
Di samping itu, jika nanti kurikulum 2013 sudah diterapkan pada tahun ajaran baru, Kemendikbud bersama lembaga pendidikan lainnya akan tetap melakukan pengawasan dan memberi pendampingan kepada para pendidik yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan.
“Setelah dilatih tidak dilepaskan begitu saja. Nantinya dinas-dinas pendidikan daerah bersama Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan tim nasional akan melakukan monitoring dan memberikan pendampingan kepada mereka (guru-guru),” pungkas M Nuh.
M Nuh menyebutkan, pelatihan ini akan diutamakan pada guru-guru yang mengajar pada kelas 1 dan 4 Sekolah Dasar (SD). Namun menurut Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu, setelah Juli 2013, Kemendikbud juga akan memberikan pelatihan kepada para pendidik yang mengajar di kelas lainnya.
“Yang dilatih itu terutama guru kelas 1 dan 4, kepala sekolah, dan pengawas. Secara bertahap nantinya semua guru akan dilatih karena untuk mencapai mutu pendidikan yang baik, satu sekolah harus punya spirit yang sama,” tegasnya.
(mrg)

     
Nuh: Eks-RSBI Harus Tetap Berkualitas
Padang Ekspres • Minggu, 13/01/2013 08:05 WIB • • 226 klik

Tangerang, Padek—Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri ber¬taraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga me¬ngun¬tu¬ngkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi pemain tunggal penyedia lanyanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya mahal.
Potensi itu saat ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu, me¬reka meminta sekolah negeri eks RSBI bisa menjaga kualitasnya.
”Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih dila¬beli RSBI,” tandas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.
Pihak Kemendikbud memastikan jika MK tidak melarang sekolah negeri eks-RSBI untuk terus menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga untuk sekolah-sekolah negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI.
Perkara biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan, pengelola tidak perlu khawatir. Dia mengatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam.
”Masak salah kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan hati,” ujar menteri asal Surabaya itu.
Kemendikbud sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah eks-RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk merebutkan hibah ini. Dengan hibah ini, diharapkan bisa membantu pembiayaan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Dengan terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks-RSBI itu, Nuh mengatakan layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel international yang menjamur di kota-kota besar. Diantaranya di Jakarta dan Surabaya.
Nuh mengatakan ketika RSBI masih ada masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah swasta internasional itu. ”Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,” kata Nuh.
Tetapi untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta itu. Jalan satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf internasional (RSBI).
Mantan rektor ITS itu mengakui jika dalam praktiknya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI. Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. Di kota-kota lainnya, seperti Surabaya, pemko setempat mengklaim jika sekolah RSBI tidak memungut biaya apapun kepada siswa.
”Kalau dalam praktiknya (pembiayaan RSBI, red) ada yang melenceng, ya ayo kita perbaiki,” tandasnya. Nuh mengatakan, kurang tepat ketika dalam urusan RSBI ini yang melenceng adalah tataran implementasi tetapi langsung mencabut dasar hukumnya.
Sumber di internal Kemendikbud menduga ada konspirasi besar di balik putusan MK ini. Dengan digugurkannya sekolah RSBI dia menduga saat ini sekolah-sekolah swasta internasional itu tertawa lebar. Sebab, muncul dugaan jika RSBI dibiarkan berjalan terus hingga beralih status menjadi SBI, posisi sekolah-sekolah swasta internasional itu terancam
Terkait tudingan ini, Nuh tidak mau berpolemik lebih jauh. Intinya karena putusan penghapusan RSBI ini sudah digedok MK, maka Kemendikbud dengan legawa harus menjalankannya. Dia bahkan mengatakan, hari ini (13/1) akan bertemu langsung dengan Ketua MK Mahfud MD dalam forum alumni Universitas Islam Indonesia (UII) di Jakarta.
Dalam forum ini, Nuh mengatakan, akan berkomunikasi secara nonformal dengan Mahfud. Inti pembahasannya adalah soal putusan penghapusan RSBI. ”Soal RSBI ini murni urusan akademik. Jangan sampai ditunggani kepentingan politik,” ujar mantan Menkominfo itu.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan, sebelum ada RSBI siswa-siswa yang mampu menembus olimpiade internasional didominasi sekolah-sekolah swasta internasional. Sayangnya Suyaeminta nama-nama sekolah langganan olimpiade internasional itu tidak dikorankan.
Setelah sekolah negeri RSBI mulai tumbuh di Indonesia, mantan rektor UNY itu mengatakan banyak siswanya mampu tembus ke olimpiade internasional. Bahkan berhasil menyabet juara atau medali emas. ”Banyak itu dari pelosok Semarang, Jawa Timur, dan lain-lainnya,” tutur Suyanto.
Untuk itu Suyanto berharap sekolah-sekolah eks RSBI tidak melunturkan tradisi mengikuti olimpiade internasional. Dia mengatakan untuk mengikuti olimpiade internasional ini tidak ujug-ujug. Tetapi melalui seleksi berjenjang mulai dari level kabupaten/kota hingga nasional dulu.
Selain menyanjung soal keunggulan RSBI, Suyanto mengakui juga sekolah dengan label itu memang memiliki kelemahan. Dia mengatakan kelemahan utama adalah soal akuntabilitas. Suyanto mengatakan seharusnya pemda yang menaungi sekolah RSBI harus mendorong akuntabilitas pengelolaan keuangan di sekolah.
Mulai dari komite sekolah, orangtua siswa hingga LSM bahkan media massa tidak perlu ditutup-tutupi untuk mengakses laporan keuangan di RSBI. Sebab, bagaimana pun juga sekolah RSBI negeri memiliki tanggung jawab transparansi kepada masyarakat karena memang lembaga publik. (wan/jpnn)



Sosialisasikan Kurikulum 2013
M Nuh : Kita Ingin Adik-Adik Memiliki Kompetensi

TANGERANG - Berkaitan dengan rencana penerapan kurikulum 2013 pada Juni mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan (Kemendikbud) memberikan sosialisasi kepada guru-guru se-Kabupaten Tangerang Selatan. Pemaparan materi kurikulum baru tersebut disampaikan dalam acara Seminar Nasional di Auditorium Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, perubahan kurikulum ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Sebab, selain kompetensi dan proses pembelajaran, peningkatan mutu dapat dilakukan lewat perubahan kurikulum.
"Untuk meningkatkan mutu pendidikan, tentunya kita harus memperbaiki kualitas isi, kompetensi dan proses pembelajaran. Kalau boleh memperbaiki kualitas isi, kompetensi dan proses pembelajaran, tentunya kita juga boleh memperbaiki kurikulum," ujar M Nuh dalam Seminar Nasional yang mengusung tema Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia, Sabtu (12/1/2013).
Di samping itu, lanjutnya, perbaikan kurikulum 2013 didasari oleh beberapa hal. Salah satunya agar peserta didik memiliki kompetensi yang memadai dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan global.
"Karena kita ingin adik-adik kita yang sedang sekolah sekarang, pada masa depan memiliki kompetensi. Ndak apa-apa kurikulum diperbaiki, yang penting ada nalarnya," imbuh Nuh.
Selain Mendikbud, Seminar Nasional Pendidikan Bersama Guru Se-Kota Tangerang Selatan ini juga dihadiri oleh Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany. Dalam sambutannya, Airin berharap, para pendidik yang hadir dalam seminar tersebut dapat mengimplementasikan apa yang didapat ke dalam proses pembelajaran di sekolah.
"Diharapkan apa yang didapat hari ini bisa diimplementasikan ke dalam pembelajaran. Sehingga mutu pendidikan Tangsel meningkat, sesuai dengan moto Tangsel, yaitu cerdas, modern, dan religius," tutur Airin.
Dia juga meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi kembali sebelum menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru mendatang. "Saya harap ini bisa dibahas lagi sebelum diputuskan, dengan mengevaluasi dan membandingkan dengan kurikulum sebelumnya, apa yang kurang dari kurikulum sebelumnya," tegasnya.
(rfa)


Tanpa RSBI Harus Tetap Berkualitas
14 January 2013

PAMULANG,SNOL Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Muhammad Nuh meminta agar seluruh daerah di Banten tetap menjaga kualitas pendidikannya pasca putusan pembubaran Sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSB) oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
“Saya tidak bisa mengomentari soal RSBI saat ini. Namun, bagaimanapun hasil putusan MK harus tetap dijalankan karena hal itu mengikat. Yang utama, roda pendidikan harus tetap berkualitas,” kata Nuh, usai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Pendidikan di Universitas Terbuka (UT) Pamulang, Sabtu (11/1) lalu.
Guna menetapkan langkah lebih lanjut pasca putusan MK tersebut, Nuh akan mengundang kepala dinas di seluruh kabupaten/kota untuk duduk bareng, pekan depan. Nuh akan berpesan kepada pimpinan di masing-masing wilayah untuk tetap mempertahankan sistem akademik dan proses penerimaan siswa baru dengan tes kompetensi.
“Meski RSBI dihapus, bukan berarti RSBI layaknya barang yang telah usang terus langsung dibuang. Semangat dan kualitas yang selama ini telah dijalankan di sistem RSBI dalam proses kegiatan belajar mengajar harus tetap dipertahankan. Bahkan jika lebih ditingkatkan,” imbaunya.
Nuh mencontohkan, jika pada pelaksanaan RSBI lalu ditetapkan penggunaan paket buku A dengan 100 halaman, jangan sampai adanya putusan MK, lantas harus berhenti di 50 halaman.
“Saya rasa tidak begitu, jalani saja dulu sistem akademik yang sebelumnya sudah berjalan. Selanjutnya kita duduk bareng untuk mengambil langkah selanjutnya,” tegas Nuh.
Sementara itu, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany berjanji tidak akan membeda-bedakan pendidikan sekolah baik negeri ataupun swasta maupun yang dinaungi Kementerian Pendidikan ataupun Kementerian Agama.
Menurutnya, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan di daerahnya. Diantaranya, alokasi dana untuk pendidikan yang mencapai 30 persen pada 2013. (pane/gatot)




RSBI Gugur, Swasta Monopoli
Fasilitas Pendidikan Berkualitas
Minggu, 13 Januari 2013 - 13:00:30

TANGERANG SELATAN – Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri bertaraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga menguntungkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi pemain tunggal penyedia layanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya mahal.
Potensi itu saat ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu, mereka meminta sekolah negeri eks-RSBI bisa menjaga kualitasnya. “Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih dilabeli RSBI,” tandas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.
Pihak Kemendikbud memastikan MK tidak melarang sekolah negeri eks-RSBI untuk terus menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga untuk sekolah-sekolah negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI. Perkara biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan pengelola tidak perlu khawatir.
Dia mengatakan pemerintah tidak akan tinggal diam. “Masak salah kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan hati,” ujar menteri asal Surabaya itu. Kemendikbud sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah eks-RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk merebutkan hibah ini.
Dengan bantuan itu, diharapkan bisa meringankan pembiayaan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Dengan terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks-RSBI itu, Nuh mengatakan layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel international yang menjamur di kota-kota besar. Di antaranya di Jakarta dan Surabaya.
Nuh mengatakan, ketika RSBI masih ada, masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah swasta internasional itu. “Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,” kata Nuh.
Tetapi untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta. Jalan satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf internasional (RSBI). Mantan rektor ITS itu mengakui jika dalam prakteknya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI.
Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. Di kota-kota lainnya, seperti Surabaya, pemkot setempat mengklaim jika sekolah RSBI tidak memungut biaya apapun kepada siswa. Termasuk di Kaltim. “Kalau dalam prakteknya (pembiayaan RSBI, Red.) ada yang melenceng, ya, ayo kita perbaiki,” tandasnya.
Nuh mengatakan kurang tepat ketika dalam urusan RSBI ini yang melenceng adalah tataran implementasi tetapi langsung mencabut dasar hukumnya. Sumber di internal Kemendikbud menduga ada konspirasi besar di balik putusan MK ini. Dengan digugurkannya sekolah RSBI, dia menduga saat ini sekolah-sekolah swasta internasional itu tertawa lebar.
Sebab muncul dugaan jika RSBI dibiarkan berjalan terus hingga beralih status menjadi SBI, posisi sekolah-sekolah swasta internasional itu terancam. Terkait tudingan ini, Nuh tidak mau berpolemik lebih jauh. Intinya karena putusan penghapusan RSBI ini sudah digetok MK, maka Kemendikbud dengan legawa harus menjalankannya.

Dia bahkan mengatakan hari ini (13/1) akan bertemu dengan Ketua MK Mahfud MD dalam forum alumni Universitas Islam Indonesia (UII) di Jakarta. Dalam forum ini, Nuh mengatakan akan berkomunikasi secara non formal dengan Mahfud. Inti pembahasannya adalah soal putusan penghapusan RSBI. “Soal RSBI ini murni urusan akademik. Jangan sampai ditunggani kepentingan politik,” ujar mantan Menkominfo itu.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan, sebelum ada RSBI siswa-siswa yang mampu menembus olimpiade internasional didominasi sekolah-sekolah swasta internasional. Sayangnya Suyanto meminta nama-nama sekolah langganan olimpiade internasional itu tidak dikorankan.
Setelah sekolah negeri RSBI mulai tumbuh di Indonesia, mantan rektor UNY itu mengatakan banyak siswanya mampu tembus ke olimpiade internasional. Bahkan berhasil menyabet juara atau medali emas. “Banyak itu dari pelosok Semarang, Jawa Timur, dan lain-lainnya,” tutur Suyanto. Untuk itu Suyanto berharap sekolah-sekolah eks-RSBI tidak melunturkan tradisi mengikuti olimpiade internasional.
Dia mengatakan untuk mengikuti olimpiade internasional ini tidak ujug-ujug. Tetapi melalui seleksi berjenjang mulai dari level kabupaten/kota hingga nasional dulu. Selain menyanjung soal keunggulan RSBI, Suyanto mengakui juga sekolah dengan label itu memang memiliki kelemahan. Dia mengatakan kelemahan utama adalah soal akuntabilitas.
Suyanto mengatakan seharusnya pemda yang menaungi sekolah RSBI harus mendorong akuntabilitas pengelolaan keuangan di sekolah. Mulai dari komite sekolah, orang tua siswa hingga LSM bahkan media massa tidak perlu ditutup-tutupi untuk mengakses laporan keuangan di RSBI. Sebab bagaimanapun juga, sekolah RSBI negeri memiliki tanggung jawab transparansi kepada masyarakat karena memang lembaga publik.(wan/jpnn/che)



Mendikbud: Guru Siap Terapkan Kurikulum 2013
Sabtu, 12 Januari 2013 | 15:38 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengklaim para guru siap menerapkan kurikulum 2013. "Dari hasil sosialisasi kepada guru se-Tangerang Selatan, para guru siap menerapkan kurikulum baru," ujar Mohammad Nuh usai melakukan sosialisasi kepada guru se-Tangerang Selatan di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/1).
Nuh mengatakan, kementeriannya akan terus melakukan sosialisasi kurikulum baru ke guru-guru di seluruh Tanah Air. "Kami akan melakukan sosialisasi maupun pelatihannya," kata dia. Penerapan kurikulum baru tersebut, lanjut dia, akan dilakukan pada tahun ajaran baru 2013/2014 atau Juli 2013.
Kurikulum tersebut akan diterapkan untuk SD (kelas I dan IV), SMP kelas I dan SMA kelas I. Mengenai anggaran buku, kata Nuh, Kemdikbud sudah menyiapkannya. "Sudah disetujui. Panja juga sudah mempunyai kesamaan pandangan," katanya.
Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun ajaran baru itu diciptakan agar murid-murid memiliki kompetensi yang memadai, meningkatkan kemampuan matematika, kreatifitas dan akrab dengan data-data. Proses pembelajaran dalam kurikulum baru tersebut, lanjut Nuh, untuk mendorong kreativitas. (Ant/DOR)


KURIKULUM 2013
Digelar Pelatihan Guru Pelajaran Inti
Selasa, 15 Januari 2013

JAKARTA (Suara Karya): Mulai Maret 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggelar pelatihan bagi guru-guru pelajaran inti, menjelang diberlakukannya kurikulum 2013 pada awal tahun ajaran baru. Pelatihan selama 60 jam itu akan diberlakukan bagi guru kelas I dan kelas IV SD, guru kelas VII SMP, dan kelas X SMA.
"Kementerian segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidik (LPMP) yang ada di setiap provinsi," kata Mendikbud Mohammad Nuh di depan ribuan guru se-Kota Tangerang Selatan (Tangsel), di kampus Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangsel, akhir pekan.
Menurut Nuh, pemberlakuan kurikulum 2013 tidak akan merugikan guru bidang studi apa pun. Karena itu, ia meminta agar para guru tidak menjadi risau. "Perubahan kurikulum hanya kegiatan akademis murni, jadi nggak perlu dipolitisasi," kata Nuh menegaskan.
Nuh menilai, perubahan kurikulum pendidikan hanya ingin supaya siswa lebih berkompetisi sesuai tuntutan masa depan. Dengan demikian, sekolah tidak akan melahirkan generasi usang atau terlambat dalam hal penguasaan pengetahuan.
"Keresahan guru-guru bidang studi seperti guru bahasa Inggris, bahasa daerah, guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan lainnya tak perlu terjadi. Karena, semua bidang studi pada dasarnya bisa diintegrasikan pada muatan yang ada di kurikulum 2013," ucapnya.
Dia menambahkan, kurikulum 2013 hanya mengatur jumlah minimal muatan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Misalnya, jenjang sekolah dasar (SD), minimal harus ada pendidikan agama, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, PPKN, sosial budaya prakarya, dan pendidikan jasmani (olahraga).
"Kalau untuk jenjang SMP dan SMA, tidak terlalu banyak berubah," ujar Nuh yang pada kesempatan itu didampingi Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Menurut Mendikbud, kurikulum sebelumnya terlalu membebani anak. Ia mencontohkan, buku teks siswa kelas 1 SD yang sudah berbentuk buku bacaan. Padahal, siswa kelas 1 SD pada awal semester seharusnya baru mulai diajarkan membaca.
"Karena tuntutan harus bisa membaca, maka mau tidak mau di jenjang taman kanak-kanak (TK), orangtua ingin anaknya bisa membaca," ujarnya. (Tri Wahyuni)


Sosialisasi Kurikulum 2013 di Tangerang Selatan
01/14/2013 (All day)

Tangerang Selatan --- Di awal tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih melanjutkan sosialisasi kurikulum 2013. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh secara langsung menyosialisasikan kurikulum 2013 di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (12/1).
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten  Mathodah, Ketua Dewan Pendidikan Tangerang Selatan (Tangsel) Supriano, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Suyanto,  serta kepala sekolah dan guru se-Tangsel.
Mendikbud mengatakan,  guru-guru semua sudah siap. Dalam tiga atau empat bulan ke depan persiapan itu bisa dilakukan pelatihan-pelatihan  guru. “Kita berharap  untuk  Juli 2013 sudah bisa mulai untuk kelas 1 dan 4 SD, kelas 1 SMP/MTs dan kelas 1 SMA/SMK/MA,”  Jelas mantan Rektor ITS tersebut.
Selain untuk sosialisasi rencana  kurikulum 2013, kunjungan Mendikbud ke Tangsel adalah untuk melakukan inspeksi terhadap bantuan-bantuan yang selama ini disalurkan ke Tangsel. Antara lain ke Yayasan Pendidikan Islam Ruhama dan Universitas Islam Muhammadiyah. “Ternyata bantuan untuk Yayasan Pendidikan Islam Ruhama dan  Muhammadiyah ini  nampaknya sudah ada bukti pengembangan,” katanya.
Untuk itu, Menteri Nuh menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah dan pemerintah kota Tangsel, yang tidak hanya membantu sekolah negeri tetapi juga kepada sekolah swasta. “Atas nama Kemdikbud kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala upaya yang telah dilakukan oleh pemda Tangsel untuk meningkatkan akses dan mutu dari dunia pendidikan,” ucapnya. Ucapan terima kasih juga disampaikan Mendikbud kepada Walikota Tangsel Airin yang punya dedikasi tinggi untuk meningkatan kualitas pendidikan di Tangsel.
Mengenai anggaran buku, Menteri Nuh mengatakan tidak ada persoalan. Karena rancangan yang telah dibahas di Komisi X DPR RI, sudah mendapat persetujuan.  “Kita tinggal menunjukkan bukti, ini loh yang akan digandakan,” katanya.
Bersamaan dengan sosialisasi kurikulum 2013, dewan pendidikan Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan  mengadakan seminar nasional yang bertema “Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”. Acara diadakan di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Jl Pondok Cabe Raya Tangerang Selatan, Banten. Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, membuka secara resmi acara tersebut yang ditandai dengan pemukulan gong. (EH)
Indeks Berita



Langkah Stategis dan Terobosan Pendidikan Terus Digulirkan
Minggu, 13 Januari 2013 | 19:00 WIB

Pamulang, Web Tangsel – Dunia pendidikan memiliki peranan besar dalam memajukan sebuah bangsa dan daerah. Oleh karena itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus memprioritaskan bidang pendidikan  dengan melakukan pembenahan dan peningkatan sistem pelayanan.
“Bahkan pada tahun 2013 Tangerang Selatan memberikan porsi (anggaran) diatas 30 persen,” ungkap Walikota Airin Rachmi Diany, dalam sambutannya saat membuka acara Seminar Nasional Pendidikan di gedung Universitas Terbuka Convention Centre, Pamulang, Sabtu, 12 Januari 2012.
Sebagai bentuk komitmen untuk memajukan dunia pendidikan, kata Walikota Airin, telah dilakukan beberapa langkah strategis dan terobosan di tahun 2012 lalu. Yakni, penambahan prasarana ruang kelas sebanyak 173 lokal untuk tingkat SD, 13 lokal ruang kelas untuk SMP dan 29 lokal ruang kelas tingkat SMA.
Masih menurut Walikota Airin, realisasi pemberian dana biaya operasional sekolah daerah (BOSDA) untuk 208 SD sebesar Rp 32 milyar lebih dan untuk 17 SMP mencapai 15 milyar lebih. Ditambah lagi Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) untuk 12 SMA dan 5 SMK sebesar Rp 10 milyar lebih. Pada tahun 2013 ini alokasi anggaran untuk pos-pos tersebut bahkan ditingkatkan.
“Kalau kita ingin memajukan dunia pendidikan, tingkatkan sarana dan prasarana. Terasa berat, tapi bila ada pemetaan yang baik dan benar serta tidak ada tumpang-tindih anggaran di pusat, provinsi dan daerah maka pasti bisa,”
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan - Muhammad Nuh, menjelaskan, saat ini telah dirumuskan perubahan kurikulum yang dimulai pada tahun ini. Kini perubahan kurikulum tersebut tengah disosialisasikan dilanjutkan ke fase-fase pelatihan.
“Apa konsep dasar dari kurikulum 2013 ini, yakni kita ingin memperkuat basis kompetensi yang tujuannya untuk bisa menjawab tantangan ke depan. Kompetensi itu harus meliputi tiga aspek, yaitu kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan,” jelasnya menjawab pertanyaan Web Tangsel usai acara berlangsung.
Pelatihan terhadap para guru-guru selama 60 jam, kata Mendikbud - M.Nur, akan dilakukan pada Maret mendatang dan Juni ke kelas masing-masing. Pelatihan untuk kelas I dan IV ini akan dilakukan secara bertahap, mulai dari kepala sekolah hingga ke seluruh guru.
“Satu sekolah itu harus mempunya spirit (semangat) yang sama. Seperti kita ketahui salah satu keberhasilan adalah budaya sekolah,” terangnya.
Pada acara seminar bertema “Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional” itu juga turut hadir sebagai pembicara, Sekretaris Jendral Kementerian Agama - Bahrul Hayat.
Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan bekerjasama dengan Dewan Pendidikan setempat itu turut dihadiri oleh pimpinan dan perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan serta ratusan dewan guru dari sekolah berbagai tingkatan. (bpti-ts)


Mendikbud Panggil Kepala Dindik
SENIN, 14 JANUARI 2013 | 08:02 WIB      25 KALI DIBACA

PAMULANG-Meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan untuk menghapuskan rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI), pemerintah daerah harus tetap men¬jaga mutu pendidikan di wila-yahnya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muham¬mad Nuh mengatakan, seluruh pemerintah daerah harus tetap menjaga kualitas pendidikan setelah adanya putusan pembubaran RSBI oleh MK. “Saya tidak bisa mengo¬mentari soal RSBI saat ini. Namun ba¬gai¬mana pun hasil putusan itu harus te¬tap dijalankan, karena hal itu meng¬ikat. Yang utama, pendidikan harus tetap berkualitas,” ungkapnya usai se¬minar nasional di Universitas Ter¬buka (UT) Pamulang, Sabtu (12/1) lalu.
Guna menetapkan langkah lebih lan¬jut setelah putusan MK, Men¬dik¬bud pada pekan depan akan memanggil para kepala Dinas Pendidikan (Dindik) untuk duduk bersama. Mendikbud, akan berpesan kepada kepada Dindik di masing-masing wilayah untuk tetap mem¬pertahankan sistem akademik dan proses penerimaan siswa baru (PSB) dengan tes kompetensi. “Meski RSBI dihapus, bukan berarti RSBI layaknya barang yang telah usang terus langsung dibuang. Semangat dan kualitas yang selama ini telah dijalankan di sistem RSBI dalam proses kegiatan belajar mengajar harus tetap dipertahankan. Bahkan harus lebih ditingkatkan,” katanya.
Mendikbud menggambarkan, jika pada pelaksanaan RSBI lalu ditetap¬kan penggunaan buku paket A dengan 100 halaman untuk siswa, maka se¬telah ada putusan MK jangan berhenti di 50 halaman. “Saya rasa tidak begitu, jalani saja dulu sistem akademik yang sebelumnya sudah berjalan. Selanjutnya kita duduk bareng untuk mengambil langkah selanjutnya,” terangnya.
Di tempat yang sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany berjanji tidak akan membeda-bedakan pen-didikan di sekolah negeri maupun swasta yang dinaungi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau pun Kementerian Agama. “Prioritas kami adalah meningkatkan mutu pendidikan,” ucapnya.
Menurutnya, berbagai upaya dila¬kukan Pemkot Tangsel untuk me¬nunjang peningkatan mutu pen¬didikan di daerahnya, di antaranya alokasi dana untuk pendidikan yang mencapai 30 persen pada 2013 dan peningkatkan sarana pendidikan. “Dana pendidikan tersebut tak hanya diberikan kepada sekolah negeri tapi juga swasta,” katanya.
Kepala Dindik Kota Tangsel Mathodah menyatakan, pihaknya ma¬sih menunggu arahan dan petun¬juk teknis dari Kemendikbud untuk menindaklanjuti putusan MK. “Se¬bagai dinas yang terstrukutur, in¬struksi Kemendikbud tetap jadi pegangan,” ucapnya. (riz/fau/ags)


RSBI:SEKOLAH SWASTA INTERNASIONAL DIUNTUNGKAN
13 January, 2013

TANGERANG SELATAN– Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri bertaraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga menguntungkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi pemain tunggal penyedia lanyanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya mahal.
Potensi itu saat ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu, mereka meminta sekolah negeri eks RSBI bisa menjaga kualitasnya. ’’Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih dilabeli RSBI,’’ tukas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.
Pihak Kemendikbud memastikan jika MK tidak melarang sekolah negeri eks RSBI terus menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga sekolah-sekolah negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI.
Perkara biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan pengelola tidak perlu khawatir. Dia mengatakan pemerintah tidak akan tinggal diam. ’’Masak salah kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan hati,’’ ujar menteri asal Surabaya itu.
Kemendikbud sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah eks RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk merebutkan hibah ini. Dengan hibah ini, diharapkan bisa membantu pembiayaan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Dengan terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks RSBI itu, Nuh mengatakan layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel international yang menjamur di kota-kota besar. Diantaranya di Jakarta dan Surabaya.
Nuh mengatakan ketika RSBI masih ada masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah swasta internasional itu. ’’Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,’’ kata Nuh.
Tetapi untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta itu. Jalan satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf internasional (RSBI).
Mantan rektor ITS itu mengakui jika dalam praktenya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI. Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. (wan/jpnn)


Wali Kota Tangsel janji tak bedakan sekolah
Sabtu, 12 Januari 2013 10:03 WIB | 1357 Views

Tangerang Selatan (ANTARA News) - Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany berjanji tidak akan membeda-bedakan pendidikan sekolah baik negeri ataupun swasta maupun yang dinaungi Kementerian Pendidikan ataupun Kementerian Agama.

"Pemerintah Tangerang Selatan tidak akan membedakan sekolah baik negeri ataupun swasta maupun yang di bawah Dinas Pendidikan atau Agama, karena prioritas kami adalah meningkatkan mutu pendidikan," ujar Airin dalam acara Seminar Nasional Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Sabtu.

Airin bersyukur sudah ada Kementerian Agama di wilayah pemerintahannya. Selama ini, guru-guru madrasah mengeluhkan tidak ada tempat untuk mengadukan nasib mereka.

"Kami melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan," tambah dia.

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Tangerang Selatan yakni alokasi dana untuk pendidikan yang mencapai 30 persen pada 2013 dan meningkatkan sarana pendidikan.

Dana pendidikan tersebut tak hanya diberikan kepada sekolah negeri tapi juga swasta, begitu juga dengan madrasah.

Tangerang Selatan, lanjut Airin, bisa jadi contoh pembangunan sekolah yang benar.

"Kami akan tindak tegas kontraktor yang bermain-main dengan mutu bangunan sekolah," tegas dia.

Airin juga menyinggung dampak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapuskannya sekolah RSBI.

"Apalah arti nama, walaupun bukan lagi RSBI tapi mutu pendidikan tetap harus ditingkatkan," ujar Airin. (T.I025) Editor: B Kunto Wibisono



Mendikbud : Kurikulum 2013 Pokoknya Top
Penulis : Ester Lince Napitupulu | Sabtu, 12 Januari 2013 | 11:11 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meyakini Kurikulum 2013 akan mentransformasi pendidikan nasional. Perubahan yang ditawarkan Kurikulum 2013 ini membuat generasi muda Indonesia kreatif, inovatif, dan berkarakter. "Pokoknya top-lah Kurikulum 2013. Pembelajaran menekankan pada kreativitas, inovasi, dan karakter," kata Nuh dalam seminar nasional bertajuk "Strategi Mengimplementasikan Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional" di Kampus Universitas Terbuka, Tangerang, Sabtu (12/1/2013).
Nuh memaparkan pada para guru dan dinas pendidikan se-Kota Tangerang Selatan bahwa pembelajaran yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 juga ada pengaruhya pada perilaku sosial. "Pendekatan dalam pembelajaran yang seragam harus berubah, yang satu-satunya benar harus berubah," ujar Nuh.
Menurut Nuh, selama ini para guru hanya membuka peluang satu jawaban. Akibatnya, siswa tidak kreatif dan tidak berani berbeda. "Guru merasa selalu benar sehingga tidak mau terbuka pada cara berpikir yang berbeda," kata Nuh.
Dengan pembiasaan terbuka pada pikiran yang berbeda, kata Nuh, siswa akan belajar untuk menghargai perbedaan. "Sebab, takdir Indonesia ini kan sebagai negara multikultur. Sikap toleran harus kita bangun. Guru bisa membantu siswa memiliki toleransi yang dimulai dari pembelajaran di ruang kelas," papar Nuh.

  

Mendikbud: Jangan Cemas dengan Kurikulum Baru
Posted on 12 Jan 2013. Hits : 17

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyerukan guru-guru agar jangan risau dengan adanya Kurikulum 2013.

"Guru-guru tidak perlu risau. Kalau belum tahu mengenai seperti apa kurikulum itu, ya kita beri tahu. Tidak perlu dipolitisasi," ujar Mendikbud dihadapan ribuan guru se-Tangerang Selatan dalam Seminar Nasional Strategi Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Sabtu.

Pembenahan kurikulum, lanjut dia, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru jangan khawatir karena kurikulum tersebut untuk membenahi kualitas pendidikan.

Menurut Mendikbud, kurikulum sebelumnya terlalu membebani anak, misalnya saja, untuk anak SD kelas 1 sudah diharuskan bisa membaca, sehingga mau tidak mau, anak tersebut diajarkan membaca ketika berada di taman kanak-kanak.

Padahal, lanjut Mendikbud, tk bukanlah sekolah melainkan tempat bermain sekaligus mengenalkan anak pada lingkungannya.

"Jadi jangan terlalu membebani anak," tambah dia.

Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun ajaran baru tersebut diciptakan agar murid-murid memiliki kompetensi yang memadai, meningkatkan kemampuan matematika, kreatifitas dan akrab dengan data-data.

Proses pembelajaran dalam kurikulum baru tersebut, lanjut Nuh, mendorong kreatifitas.

"Dari hasil penelitian, dua pertiga kreatifitas dibentuk dari pendidikan. Baru sepertiganya karena keturunan atau genetik," jelas mantan Rektor ITS ini.

Nuh melanjutkan akan memberikan pelatihan kepada para guru mengenai kurikulum baru tersebut.(ant/ ap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar