Sabtu, 02 Februari 2013

KUMPULAN BERITA MEDIA ONLINE SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

Seminar Nasional
“Strategi Pemerintah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
Sabtu, 12 Januari 2013
Dewan Pendidikan Kota Tangerang Selatan


Kurikulum 2013
Kemendikbud Siapkan Master Teacher

TANGERANG - Menjelang penerapan kurikulum 2013 Juni mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai melakukan sosialisasi di beberapa daerah di Indonesia. Namun menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, sosialisasi ini hanya bertujuan untuk memaparkan informasi mengenai konsep dasar dari kurikulum 2013.
Dia menjelaskan, konsep dasar dari kurikulum baru tersebut, yaitu memperkuat kompetensi yang berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam rangka menjawab tantangan masa depan. Demikian, disampaikan M Nuh dalam Seminar Nasional yang bertajuk Strategi Pemerintah dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia, di Universitas Terbuka (UT), Tangerang.
“Sosialisasi ini sebatas membeberkan informasi tentang konsep dari kurikulum 2013 seperti apa. Setelah itu kita tunjukkan masih ada fase-fase berikutnya seperti fase pelatihan. Ya memang belum disiapkan, tapi setidaknya publik tahu akan ada kurikulum baru,” tutur M Nuh di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, akhir pekan kemarin.
Mengenai mekanisme pelatihan guru, lanjut M Nuh, Kemendikbud akan segera melakukan pelatihan nasional kepada para pendidik yang disebut dengan master teacher pada Maret mendatang. Selanjutnya pada Mei, para master teacher ini akan turun ke daerah kabupaten/kota dan kecamatan untuk melatih guru-guru inti di tiap-tiap sekolah.
Untuk waktu pelatihan, tambah M Nuh, master teacher akan diberikan pelatihan yang lebih lama daripada guru-guru inti di sekolah. “Lama waktunya 60 jam pelatihan untuk para guru di daerah. Sedangkan untuk master teacher lebih lama karena yang di atas (master teacher) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi daripada yang di bawah (guru di daerah),” ungkapnya.
Di samping itu, jika nanti kurikulum 2013 sudah diterapkan pada tahun ajaran baru, Kemendikbud bersama lembaga pendidikan lainnya akan tetap melakukan pengawasan dan memberi pendampingan kepada para pendidik yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan.
“Setelah dilatih tidak dilepaskan begitu saja. Nantinya dinas-dinas pendidikan daerah bersama Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan tim nasional akan melakukan monitoring dan memberikan pendampingan kepada mereka (guru-guru),” pungkas M Nuh.
M Nuh menyebutkan, pelatihan ini akan diutamakan pada guru-guru yang mengajar pada kelas 1 dan 4 Sekolah Dasar (SD). Namun menurut Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu, setelah Juli 2013, Kemendikbud juga akan memberikan pelatihan kepada para pendidik yang mengajar di kelas lainnya.
“Yang dilatih itu terutama guru kelas 1 dan 4, kepala sekolah, dan pengawas. Secara bertahap nantinya semua guru akan dilatih karena untuk mencapai mutu pendidikan yang baik, satu sekolah harus punya spirit yang sama,” tegasnya.
(mrg)

     
Nuh: Eks-RSBI Harus Tetap Berkualitas
Padang Ekspres • Minggu, 13/01/2013 08:05 WIB • • 226 klik

Tangerang, Padek—Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri ber¬taraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga me¬ngun¬tu¬ngkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi pemain tunggal penyedia lanyanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya mahal.
Potensi itu saat ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu, me¬reka meminta sekolah negeri eks RSBI bisa menjaga kualitasnya.
”Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih dila¬beli RSBI,” tandas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.
Pihak Kemendikbud memastikan jika MK tidak melarang sekolah negeri eks-RSBI untuk terus menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga untuk sekolah-sekolah negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI.
Perkara biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan, pengelola tidak perlu khawatir. Dia mengatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam.
”Masak salah kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan hati,” ujar menteri asal Surabaya itu.
Kemendikbud sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah eks-RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk merebutkan hibah ini. Dengan hibah ini, diharapkan bisa membantu pembiayaan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Dengan terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks-RSBI itu, Nuh mengatakan layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel international yang menjamur di kota-kota besar. Diantaranya di Jakarta dan Surabaya.
Nuh mengatakan ketika RSBI masih ada masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah swasta internasional itu. ”Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,” kata Nuh.
Tetapi untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta itu. Jalan satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf internasional (RSBI).
Mantan rektor ITS itu mengakui jika dalam praktiknya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI. Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. Di kota-kota lainnya, seperti Surabaya, pemko setempat mengklaim jika sekolah RSBI tidak memungut biaya apapun kepada siswa.
”Kalau dalam praktiknya (pembiayaan RSBI, red) ada yang melenceng, ya ayo kita perbaiki,” tandasnya. Nuh mengatakan, kurang tepat ketika dalam urusan RSBI ini yang melenceng adalah tataran implementasi tetapi langsung mencabut dasar hukumnya.
Sumber di internal Kemendikbud menduga ada konspirasi besar di balik putusan MK ini. Dengan digugurkannya sekolah RSBI dia menduga saat ini sekolah-sekolah swasta internasional itu tertawa lebar. Sebab, muncul dugaan jika RSBI dibiarkan berjalan terus hingga beralih status menjadi SBI, posisi sekolah-sekolah swasta internasional itu terancam
Terkait tudingan ini, Nuh tidak mau berpolemik lebih jauh. Intinya karena putusan penghapusan RSBI ini sudah digedok MK, maka Kemendikbud dengan legawa harus menjalankannya. Dia bahkan mengatakan, hari ini (13/1) akan bertemu langsung dengan Ketua MK Mahfud MD dalam forum alumni Universitas Islam Indonesia (UII) di Jakarta.
Dalam forum ini, Nuh mengatakan, akan berkomunikasi secara nonformal dengan Mahfud. Inti pembahasannya adalah soal putusan penghapusan RSBI. ”Soal RSBI ini murni urusan akademik. Jangan sampai ditunggani kepentingan politik,” ujar mantan Menkominfo itu.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan, sebelum ada RSBI siswa-siswa yang mampu menembus olimpiade internasional didominasi sekolah-sekolah swasta internasional. Sayangnya Suyaeminta nama-nama sekolah langganan olimpiade internasional itu tidak dikorankan.
Setelah sekolah negeri RSBI mulai tumbuh di Indonesia, mantan rektor UNY itu mengatakan banyak siswanya mampu tembus ke olimpiade internasional. Bahkan berhasil menyabet juara atau medali emas. ”Banyak itu dari pelosok Semarang, Jawa Timur, dan lain-lainnya,” tutur Suyanto.
Untuk itu Suyanto berharap sekolah-sekolah eks RSBI tidak melunturkan tradisi mengikuti olimpiade internasional. Dia mengatakan untuk mengikuti olimpiade internasional ini tidak ujug-ujug. Tetapi melalui seleksi berjenjang mulai dari level kabupaten/kota hingga nasional dulu.
Selain menyanjung soal keunggulan RSBI, Suyanto mengakui juga sekolah dengan label itu memang memiliki kelemahan. Dia mengatakan kelemahan utama adalah soal akuntabilitas. Suyanto mengatakan seharusnya pemda yang menaungi sekolah RSBI harus mendorong akuntabilitas pengelolaan keuangan di sekolah.
Mulai dari komite sekolah, orangtua siswa hingga LSM bahkan media massa tidak perlu ditutup-tutupi untuk mengakses laporan keuangan di RSBI. Sebab, bagaimana pun juga sekolah RSBI negeri memiliki tanggung jawab transparansi kepada masyarakat karena memang lembaga publik. (wan/jpnn)


KUMPULAN BERITA MEDIA CETAK SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN


Seminar Nasional
“Strategi Pemerintah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
Sabtu, 12 Januari 2013
Dewan Pendidikan Kota Tangerang Selatan


Rabu, 31 Oktober 2012

Gallery Foto



Pengurus Dewan Pewan Pendidikan Tangsel Beserta Tuan Rumah Seminar Peningkatan Mutu dan Revitalisasi Pendidikan Karakter dalam Era Globalisasi
Workshop Penelitian Tindakan Kelas
Monitoring Sekolah

MASA DEPAN PENDIDIKAN NASIONAL DI KAPUR GURU IDAMAN

Johan Aristya Lesmana

Pendidikan nasional diracik dengan berbagai ramuan pemikiran yang diimpor dari berbagai sistem, terutama sistem pendidikan yang berporos pada project memanusiakan manusia ala Amerika Latin. Selayang pandang perjalanan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia bermuara pada dibentuknya Taman Siswa di Yogyakarta oleh Raden Mas Suwardi Surjaningrat akrab dipanggil Ki Hadjar Dewantara yang kemudian dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Bahkan hari Pendidikan Nasional yang biasa diperingati setiap 02 Mei jatuh pada tanggal kelahirannya, yaitu 02 Mei 1889. Dalam banyak kesempatan, para pemikir pendidikan mencetuskan banyak teori mengenai sistem pendidikan. Teori-teori ini yang kemudian menjadi landasan pemerintah untuk menerapkan Sistem Pendidikan Nasional.

Quo Vadis Pendidikan Indonesia?
Adalah hal yang telah lumrah diperbincangkan para aktor pendidikan, baik yang berada di depan maupun belakang layar. Bahwa arah kemajuan bangsa selalu beriringan dengan penyelenggaraan pendidikan Nasional yang mapan. Jika ditelaah lebih lanjut, wacana berikut akan mengantarkan pada sebuah pertanyaan tentang mau dibawa kemana pendidikan nasional?. pertanyaan ini bagaikan gerimis yang tak kunjung reda untuk dikaji dalam berbagai lingkaran diskusi. Berbagai literature yang menyokong wacana ini cukup membanjiri deretan etalase toko buku. Namun, entah mengapa sampai pada hari ini pertanyaan ini belum juga didapat solusinya. Hal ini terbukti dengan silih bergantinya sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah. Jelas tergambar bahwa pemerintah dewasa ini masih mencari sistem pendidikan yang ideal untuk masa kini—untuk tidak dikatakan mencari sistem pendidikan yang tepat—yang bisa diterima oleh berbagai kalangan dan mudah dalam penyelenggaraannya di ranah masyarakat luas secara menyeluruh.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Isi dari UU berikut menegaskan bahwa arah Pendidikan Nasional akan dibawa ke arah pengembangan karakter yang bermutu. Karakter ini yang kemudian menjadi landasan bagi pemerintah untuk membangun bangsa yang berkeadaban.

PRESS RELEASE SEMINAR PENDIDIKAN KARAKTER DEWAN PENDIDIKAN KOTA TANGERANG SELATAN


PRESS RELEASE
SEMINAR PENDIDIKAN KARAKTER
DEWAN PENDIDIKAN KOTA TANGERANG SELATAN
Sabtu, 14 Januari 14 Januari 2012
Tempat: Sekolah Kharisma Bangsa

Pendidikan secara esensial merupakan kebutuhan harkat hidup semua orang dalam menjalankan kehidupan sebagai Hamba Tuhan dan warga Negara di suatu bangsa. Sebagai makhluk yang terus berproses “menjadi”, manusia niscaya mengalami perubahan dan membuat perubahan dalam hidupnya agar dapat mengabdikan diri secara utuh pada dua pilar kesempatan dalam hidupnya tadi. Kedua pilar tersebut merupakan perekat kesadaran bagi manusia untuk terus mewujudkan kesejahteraan social yang membawa kehidupan dunia ini ke arah kemajuan. Pada masa inilah manusia menentukan sejarah hidupnya sebagai insane yang menundukkan hati dan pikiran pada kebenaran. Dalam upaya ini tentu manusia memerlukan sebuah perangkat hidup yang ideal secara teoretis dan aplikatif. Perangkat tersebut yang dapat mengantarkan manusia dalam upayanya mengejawantahkan kehidupan secara arif dan santun dalam cakupannya sebagai makhluk social. Pendidikan adalah jawaban atas segala sesuatu untuk mencapai tujuan tersebut, bahwa manusia sebagai homo edukandum dan  homo edukandus perlu perangkat pendidikan yang kokoh.